Jika kamu sedang cuan128 menjelajahi sebuah website dan melihat tombol bertuliskan “Coba Gratis Sekarang” atau “Lihat Selengkapnya”, itulah yang disebut CTA. CTA adalah singkatan dari Call to Action, yaitu elemen dalam strategi marketing yang berfungsi sebagai ajakan bagi audiens untuk melakukan tindakan tertentu.
Dilansir dari https://heylink.me/CUAN128LOGIN Investopedia, Call to Action digunakan untuk memberi tahu apa langkah selanjutnya yang diharapkan dari audiens, baik itu klik, isi formulir, beli produk, maupun berbagi konten. CTA bisa berupa teks, tombol, gambar, bahkan video—yang penting, ia punya satu tujuan utama: mengarahkan audiens untuk bertindak.
CTA juga berfungsi sebagai jembatan antara konten dengan tujuan bisnis. Tanpa CTA, pengunjung mungkin saja hanya membaca lalu pergi. Tapi dengan CTA, mereka didorong untuk berinteraksi lebih jauh, membaca lebih dalam, mencoba produk, atau bergabung menjadi pelanggan.
Secara teknis, CTA biasanya terhubung dengan tautan yang akan mengarahkan pengguna ke halaman tertentu seperti halaman checkout, halaman produk, landing page, atau formulir pendaftaran. Tanpa CTA, strategi digital marketing akan kehilangan arah dan momentum.
Agar CTA mampu bekerja secara efektif, ada sejumlah elemen penting yang wajib diperhatikan. Ini bukan sekadar soal membuat tombol besar dan berwarna cerah. Berikut komponen utama yang harus ada dalam setiap CTA yang dirancang:
Fungsi utama CTA adalah mengajak, jadi pemilihan kata harus tepat sasaran. Hindari kalimat generik seperti “Klik di sini”. Alih-alih, gunakan frasa yang jelas, langsung, dan mengandung urgency atau manfaat. Misalnya:
Kata kerja aktif seperti “Dapatkan”, “Mulai”, “Pelajari”, atau “Beli” sangat efektif untuk mendorong aksi.
Penempatan CTA sangat menentukan keberhasilannya. Letak yang terlalu tersembunyi atau tertanam di tengah teks panjang bisa membuat CTA tidak efektif.
Beberapa posisi strategis untuk CTA antara lain:
Ingat, jangan terlalu banyak menempatkan CTA dalam satu halaman. Pilih satu atau dua CTA utama yang jelas, agar fokus pengguna tidak terpecah.
Secara visual, CTA harus langsung tertangkap mata. Gunakan desain tombol dengan warna kontras dari latar belakang halaman atau konten. Misalnya, jika latar putih, gunakan warna tombol seperti oranye, biru terang, atau hijau tua. Perhatikan juga elemen berikut:
Tujuannya adalah membuat CTA terlihat seperti sesuatu yang layak diklik.
Ukuran tombol CTA tidak boleh terlalu kecil hingga sulit diklik (terutama di perangkat mobile), juga tidak terlalu besar hingga mendominasi seluruh halaman. Ukuran ideal adalah:
Kombinasi antara bentuk, warna, dan ukuran yang pas akan menciptakan tombol CTA yang fungsional sekaligus menarik.
CTA bukan sekadar elemen desain atau teks biasa. Ia memiliki peran vital dalam perjalanan pengguna (user journey), serta berdampak langsung pada performa pemasaran digital. Berikut manfaat CTA secara mendalam:
Pernahkah kamu mengakses website yang bagus tapi bingung harus klik apa selanjutnya? Di sinilah CTA berperan. Dengan CTA, pengguna tidak lagi harus menebak-nebak langkah berikutnya. Mereka tahu dengan pasti ke mana harus pergi, apa yang bisa dilakukan, dan apa hasil yang akan didapat. CTA menyederhanakan pengalaman pengguna dan mempercepat proses pengambilan keputusan.
Bounce rate tinggi sering kali disebabkan oleh pengunjung yang tidak menemukan sesuatu yang bisa mereka lakukan. Mereka datang, membaca sebentar, lalu pergi. Dengan adanya CTA yang strategis dan menarik, pengunjung terdorong untuk menjelajah lebih jauh. Entah itu membaca artikel lain, mengisi formulir, atau melihat produk. Semakin banyak interaksi, semakin kecil kemungkinan pengunjung langsung keluar.
Konten yang bagus akan terasa lebih lengkap jika diakhiri dengan CTA yang relevan. CTA membantu menyelaraskan tujuan konten dengan kebutuhan audiens. Contohnya:
Dengan begitu, konten tidak hanya informatif, tapi juga transformatif, membawa audiens dari sekadar tahu, menjadi mau mencoba.
Ini adalah alasan utama mengapa CTA sangat penting. Semua aktivitas pemasaran digital pada akhirnya bertujuan untuk konversi: klik, pendaftaran, pembelian, permintaan demo, atau pengunduhan.
CTA yang dirancang dengan baik terbukti mampu menggiring lebih banyak pengunjung untuk melakukan tindakan yang kamu inginkan. Menurut data dari Sprout Social, keberadaan CTA yang jelas dan menarik dapat meningkatkan konversi secara signifikan dibandingkan konten tanpa CTA.
CTA adalah singkatan dari Call to Action, yaitu ajakan atau instruksi yang mendorong audiens untuk melakukan tindakan tertentu. Dalam strategi pemasaran digital, CTA bukan sekadar tombol atau tautan, CTA adalah penggerak konversi. Maka penting bagi setiap bisnis memahami apa itu CTA, artinya CTA dalam praktik, serta jenis-jenis CTA marketing yang efektif.
Call to action adalah alat penting untuk menarik perhatian calon pelanggan di fase awal funnel. CTA ini dirancang agar pengunjung website bersedia memberikan informasi kontak mereka, seperti email atau nomor telepon, sebagai langkah awal konversi. Biasanya, CTA lead generation ditempatkan di:
Yang paling penting dari CTA jenis ini adalah tampilannya harus mencolok dan kalimatnya mampu menawarkan value yang jelas bagi pembaca.
Setelah pengunjung tertarik dan masuk ke halaman landing, tahap selanjutnya adalah mengisi formulir. CTA untuk form submission menjadi pintu masuk konversi dan harus dirancang agar pengunjung tidak ragu menekan tombol terakhir itu.
Contoh: “Daftar Sekarang & Dapatkan Voucher Eksklusif!”
Tombol seperti ini bisa menjadi pemicu utama agar audiens menyelesaikan form dengan cepat.
Di blog atau portal berita, tidak semua konten ditampilkan penuh. Di sinilah CTA seperti “baca selengkapnya” berperan. Ia membantu menyaring konten sambil tetap membuat pengunjung penasaran.
Contoh: “Lihat Penjelasan Lengkapnya di Sini!”
CTA ini terlihat sederhana, tapi sangat efektif untuk meningkatkan page view dan durasi kunjungan.
CTA social sharing mendorong pengunjung membagikan konten ke platform media sosial mereka. CTA ini ringan, cepat, dan sangat berguna untuk membangun awareness secara organik.
Contoh: “Bagikan Artikel Ini ke Temanmu!”
Meski kelihatan kecil, dampaknya besar jika viral.
Ketika pengunjung belum siap membeli, gunakan CTA lead nurturing untuk tetap menjalin komunikasi dan membangun kepercayaan. Bisa berupa ajakan mencoba layanan, menghadiri webinar, atau mengunduh katalog.
Contoh: “Coba Gratis 7 Hari Tanpa Kartu Kredit!”
Jenis CTA ini biasanya muncul di artikel, sidebar, atau halaman produk yang banyak dikunjungi.
Setelah calon pelanggan cukup yakin, CTA ini hadir untuk mengubah mereka menjadi pembeli. Gunakan bahasa yang to the point, ajakannya kuat, dan memberikan sense of urgency.
Contoh: “Beli Sekarang, Diskon Berakhir Hari Ini!”
CTA jenis ini biasanya ditempatkan di halaman produk, checkout, atau email penawaran.
Untuk kegiatan seperti webinar, launching produk, hingga event offline, CTA promotion bisa mendorong lebih banyak orang hadir dan ikut terlibat.
Contoh: “Amankan Tiketmu Sekarang – Terbatas!”
CTA ini bisa disisipkan di homepage, media sosial, bahkan pop-up.
Terkadang pengunjung hanya ingin mengenal apa yang ditawarkan perusahaan. Maka, CTA sederhana tapi jelas dapat membantu mereka menjelajah lebih dalam.
Contoh: “Lihat Semua Produk Kami”
Tak perlu terlalu heboh, cukup jelas dan kontras agar mudah ditemukan dan diklik.
Mengerti apa itu CTA dan berbagai jenisnya saja belum cukup. Anda juga perlu tahu bagaimana cara membuat CTA yang benar-benar bekerja untuk mendorong konversi. Ini langkah-langkahnya:
Sebelum menulis satu kata pun, pahami siapa yang Anda tuju. Apakah anak muda penuh semangat? Profesional sibuk? Pemilik bisnis? Gunakan gaya bahasa yang cocok dan pilih diksi yang sesuai.
Contoh:
CTA harus menggunakan kata kerja aktif dan instruktif. Jangan bertele-tele, langsung ajak audiens untuk bertindak.
Contoh:
Kata-kata perintah seperti ini memudahkan pembaca mengambil keputusan secara cepat.
Kalimat CTA yang menggugah emosi seringkali lebih berhasil. Buat audiens merasa terdorong, tergugah, atau merasa akan kehilangan jika tidak bertindak.
Contoh:
Orang hanya akan bertindak jika mereka merasa mendapat imbalan. Pastikan CTA Anda menunjukkan apa keuntungan yang akan didapatkan.
Contoh:
Penempatan juga krusial. CTA yang bagus tapi tidak terlihat, tetap tidak akan efektif. Letakkan di tempat yang dilihat pertama kali, atau setelah pembaca menyelesaikan konten yang menarik.
Rekomendasi tempat CTA:
Tampilannya pun harus mencolok, namun tetap sesuai branding. Gunakan warna kontras, ukuran tombol yang cukup besar, dan hindari desain membingungkan.
Ingat: satu CTA per layar adalah prinsip emas, agar fokus tidak terpecah.
Dengan memahami fungsi dan cara kerja CTA secara menyeluruh, Anda bisa mulai membangun strategi digital marketing yang lebih terarah dan efisien. Jangan remehkan kekuatan sebuah tombol, karena dari situlah konversi dimulai.
Kesimpulannya, CTA adalah elemen penting dalam strategi digital marketing yang mampu mengarahkan pengunjung menuju aksi yang diinginkan, seperti pembelian, langganan, atau pengisian formulir. Baik itu berupa teks, tombol, maupun banner, CTA marketing yang baik harus singkat, menarik, dan jelas.
Dengan memahami cara kerja CTA button dan menyusun contoh CTA yang tepat sasaran, Anda bisa meningkatkan konversi secara signifikan. Namun, agar CTA benar-benar bekerja optimal, ia harus menjadi bagian dari strategi SEO yang terintegrasi. Di sinilah Jasa SEO Toprank Indonesia berperan sebagai mitra profesional.
Toprank Indonesia sebagai SEO Agency merancang strategi digital yang menyeluruh dari call to action yang menggugah hingga optimalisasi SEO teknikal untuk membawa bisnis Anda tampil unggul di halaman pertama Google dan meningkatkan performa digital secara menyeluruh.
3 minggu lalu
[…] baca juga : Apa Itu Call to Action (CTA), Jenis dan Cara Membuatnya […]